Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 19 Oktober 2015

Kasih sayang anda itu kejam .......

"Kasih sayang anda itu kejam... Mr Keller." Itu adalah kata-kata yang terlontar dari bibir Miss Sullivan saking jengkelnya. Kolonel Arthur Keller selalu merecoki dia setiap kali upayanya untuk mengajari Hellen Keller membuat anak itu menangis dan frustasi. Kalimat di atas terlontar begitu saja karena atas tegurannya, Kolonel Keller berkata bahwa dia ikut campur karena kasih sayangnya pada Hellen Keller, putri tercintanya.


Hellen Keller terlahir normal, tapi pada usia 19 bulan dia menjadi buta dan tuli karena terserang suatu penyakit. Anne Sullivan adalah seorang guru privat yang disewa Kolonel Arthur Keller untuk mengajari Helen saat putrinya itu berusia 7 tahun.

Fragmen di atas dilanjutkan dengan ultimatum dari Miss Sullivan bahwa kalau ingin les privatnya berlanjut, maka dia dan Helen harus ditempatkan di rumah tersendiri yang terbebas dari campur-tangan Kolonel Keller. Singkat cerita, berkat kekerasan hati Nona Sullivan, maka Hellen Keller bisa tumbuh menjadi sosok yang berpengaruh di Amerika. Beliau menjadi maskot dan panutan bagi para penyandang cacat di seantero Amerika, bahkan 27 Juni, hari kelahirannya, diperingati sebagai "Hari Hellen Keller" di negara bagian Pennsylvania. (Biografi lengkap Hellen Keller bisa dibaca di sini dan di sini)

****************************
Sepenggal kisah di atas memeberikan gambaran betapa kasih sayang yang kita curahkan kepada putra-putri kita tercinta tidak selalu membawa akibat yang baik buat mereka. Alih-alih menghantarkan anak untuk tumbuh kembang dengan mengoptimalkan segenap potensi yang mereka miliki, seringkali kasih sayang kita justru memasung dan mengungkung kreatifitas dan bakat-bakat mereka sehingga mereka tumbuh bagaikan seorang yang invalid.

Sebagai seorang guru di Sekolah Dasar, sangat miris hati ini manakala menyaksikan tunas-tunas muda tumbuh dengan jiwa yang cacat, karena mendapatkan "kasih sayang yang kejam" dari orang tuanya. Seorang anak tidak bisa membuka celananya sampai terpaksa pup di celana, karena di rumah selalu tersedia baby sitter untuk membuka dan memakaikan bajunya. Seorang anak begitu jijiknya dengan tanah berlumpur sampai benar-benar ngotot tidak mau turun ke sawah sedangkan teman-temannya happy enjoy belajar menanam padi. Seorang ABG lebih memilih diam kelaparan sambil teriak-teriak minta diambilkan makan ke ibunya, sementara sang ibu sedang sibuk melayani pembeli di warungnya. Seorang anak yang selama setahun saya dampingi, tiap hari hanya mau makan dengan lauk fried chicken saja! tanpa sayur dan tidak pernah ganti menu. Seorang anak yang tidak pernah bisa merasa bersalah, karena setiap kali dia berkonflik dengan siapapun orang tuanya selalu menganggap  dia yang benar tanpa menelisik dulu akar permasalahannya.

Ayah, Bunda..... masih banyak contoh di sekitar kita, dan kalau mau menggali lebih dalam, ada begitu banyak alasan yang mendasarinya. Apakah anak kita juga??

Anak kita bukanlah pajangan, yang harus kita sterilkan dan disimpan di lemari kaca. Anak kita bukan robot yang harus selalu patuh dan mengikuti kemauan kita tanpa sekalipun punya kehendak sendiri. Anak kita juga bukan gelas kristal yang begitu rapuh, sehingga harus kita kita bungkus dengan berlembar-lembar spon busa. Kalaupun dalam aktifitasnya ada lebam dan luka yang dia dapat, itu akan sembuh dalam hitungan hari. Tapi cacat dalam jiwa akan terbawa seumur hidupnya. Keringat dan tangisan bisa jadi bermakna sebuah pelajaran, jangan buru-buru panik dan menganggap itu sebuah penderitaan.

Sebagai penutup, mari kita renungkan syair berikut ini. Copas dari postingan teman di FB. Entah, saya sendiri tidak tahu siapa pengarangnya :-)

"Anakmu bukanlah milikmu"..

Mereka putra putri kehidupan yg rindu pada dirinya.. ..
Lewat kau mereka lahir, namun bukan dari engkau.. ..
Meski mereka bersamamu, mereka bukan hakmu
Berikan kasih sayangmu, namun jangan paksakan kehendakmu.. ..

Sebab mereka punya alam pikiran sendiri.. ..
Berikan tempat pada raganya, tetapi tidak untuk jiwanya.. ..
Sebab jiwa mereka penghuni masa depan yg tidak dapat kau kunjungi bahakan tidak dalam mimpimu
Kau boleh berusaha menyerupai mereka, namun tidak membuat mereka menyerupaimu
Sebab kehidupan tidak berjalan mundur, juga tidak tenggelam di masa silam.. ..
Kaulah busur, yang melepaskan anak panah kehidupan.. ..
Sang pemanah membidik sasaran dalam ketakterbatasan
Dia merentangmu dalam keperkasaan-Nya agar panah melesat cepat dan jauh. Meliuklah dengan suka cita di tangan sang pemanah, sebab Dia mengasihi anak panah yg melesat cepat, sebagaimana Dia mencintai busur yang kuat

Satu lagi, silakan simak sebuah puisi dari seorang ayah di link berikut ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About