Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 17 April 2017

Belajar Tabah Dan Sabar Dari Arga Reva Syahruneeza

Seluruh rangkaian prosesi wisuda tahfidz 2 SD Luqman Al Hakim Surabaya sudah selesai. Satu demi satu para calon penghafal Qur'an ini turun dari panggung, untuk duduk di tempat yang telah disediakan. Tapi ada salah satu anak yang tampak ragu-ragu ketika harus menuruni tangga. Ustad Syamsul Alam Jaga, Wakasek bidang kesiswaan yang mengenali anak laki-laki ini langsung tanggap situasi dan serta merta beranjak dari kursi untuk membimbingnya turun.

Anak itu adalah Arga Reva Syahruneeza, siswa kelas 6 yang Insyaallah sebentar lagi akan lulus sekolah. Dia kehilangan sekitar 80% kemampuan penghilatannya karena tumor otak yang pernah dideritanya. Secara fisik dia tampil normal seperti tanpa kesulitan dan tanpa butuh bantuan, tapi tentu saja kehilangan penglihatan sebanyak itu sangatlah mengganggu aktifitasnya.
Pada awalnya Arga adalah anak normal biasa dengan prestasi cemerlang dengan nilai pelajaran yang tinggi secara konsisten. Hingga akhirnya di awal kelas 4 dia sering mengeluh pusing. Setelah melalui berbagai pemeriksaan medis, teridentifikasilah penyebanya: sebuah tumor tumbuh di kepala dan harus segera menjalani pengobatan jika tidak ingin sakitnya menyebar

Janganlah ditanya bagaimana perasaan orang tua Arga saat itu. Atau bagaimana perasaan Arga yang sehari-harinya aktif kini harus berhenti sekolah untuk sementara karena harus terus-menerus menjalani pengobatan. Tapi hidup harus terus berjalan, penderitaan dan kebahagiaan tetap harus dijalani silih berganti. Dalam hal ini, Ibu Arga sadar sepenuhnya bahwa kamus menyerah tak boleh ada dalam hidupnya.Sepedih apapun kondisinya, dia tetap harus tampil sebagai ibu yang kuat demi anaknya.
Alhamdulillah pengobatan berhasil, tumorpun berhasil diangkat. Meski harus dengan mengorbankan penglihatannya. Kini Arga tak lagi bisa membaca tulisan di buku-buku pelajarannya. Arga harus bergantung sepenuhnya pada pendengaran dan daya ingatnya untuk mengikuti pelajaran. Dia harus selalu didampingi untuk mengerjakan tugas-tugas di kelasnya.

SD Luqman Al Hakim yang kembali menerimanya setelah setahun penuh cuti pun harus melakukan beberapa penyesuaian. Ada guru khusus yang membacakan soal khusus buat arga setiap kali ujian dan ulangan harian.  Ada gambar ilustrasi berukuran super besar hanya supaya dia bisa melihatnya. Semua pihak harus beradaptasi.
Jujur, sebagai ibu dengan anak-anak normal saya merasa ujian ini terlalu berat untuk anak seusia dia. Sayang sekali kecerdasannya yang di atas rata-rata belum dikembangkan secara optimal. Andai saja dia normal seperti yang lainnya, bisa jadi dia ikut melalanglang Indonesia mengikuti berbagai macam olimpiade dan lomba seperti halnya Tamam dan Resa.

Tapi Allah memberi cobaan lebih pada orang-orang yang memang tangguh kepribadiannya  dan sangat kuat imannya. Karena justru pada kondisi itulah Arga menghadapi semua keadaan dengan sangat tabah dan tegar. Setelah move on dengan berbagai kesulitan, kini dia kembali fokus pada pendidikannya. Kembali belajar mengejar ketinggalannya. Rela bergabung dengan adik-adik kelasnya tanpa merasa minder dan risih.

Sungguh mengharukan melihat nilai akademisnya berangsur-angsur pulih, menjalani segala proses ujian dengan mulus tanpa hambatan terlepas dari kondisi kesehatan dan penglihatannya, dan kembali menjadi salah satu murid cemerlang di kelasnya. Begitu juga dengan hafalan Qur'annya. Hafalannya yang hingga juz 28 membuktikan bahwa tak ada yang bisa menghalanginya untuk bekerja keras sebagaimana teman-temannya yang lain. Sungguh semangat hidup yang luar biasa.

Dan lihatlah, bukankah hidup tidak begitu saja berakhir ketika dirimu kehilangan salah satu aspek penting dari kesehatanmu? Dia masih bisa bahagia dengan kondisi yang ada. Saat ini Arga dan teman-teman kelas 6 nya sedang berjuang mempersiapkan UNA yang sedianya akan diselenggarakan pertengahan Mei ini.  Itu berarti saat ini dia harus menjalani try out hampir setiap harinya.

Begitulah siang itu saya bertemu dengannya ketika dia menemui ibunya.
"Gimana, bisa?" tanya ibunya.
"Alhamdulillah, bisa." jawabnya mantab.
Emang soalnya gampang?"
"Lumayan, nggak sulit-sulit amat."
Jawaban itu selalu dibuktikan dengan konsistensi nilainya yang selalu diatas rata-rata. 

Jalan hidup Arga masih terbentang panjang di depan. Dan kesulitan masih akan harus dihadapinya di masa depan. Tapi baik Arga maupun Ibunya sepertinya sudah bertekad untuk tidak menyerah. Karena ibu dan anak ini, mereka sama-sama pejuang.


6 komentar:

  1. Semoga segera d beri kesembuhan amin

    BalasHapus
  2. hwuaaaa... merembes mili... hiks...

    Masya Allaaah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi dia sangat berprestasi lho Mbak. Tahun ini dia dinobatkan menjadi salah satu wisudawan terbaik di bidang Ahlak dan Ibadah. Adapun Hasil Unas berhasil mendapatkan nilai rata-rata 9 lebih. Luar biasa kan?

      Hapus
  3. Masha Allah, sungguh salut dengan ketabahan dan kegigihan Mas Arga serta kesabaran Ibundanya.

    BalasHapus
  4. Benar Bunda, ibunya benar-benar perempuan perkasa. Dan tahu nggak, Unas kemarin dia mendapatkan nilai 275,5 - rata-rata 9 lebih.

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About