Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 24 April 2017

Mengajari Anak Kita Pentingnya Menjaga Lingkungan



Hari Sabtu, 25 Maret 2017 kemarin menjadi hari yang spesial buat beberapa siswa SD Luqman Al Hakim Surabaya. hari itu bersamaan dengan penerimaan raport mid semester II ada pentas kreatifitas siswa yang terdiri dari pertunjukan teater, karate, penampilan nasyid yang baru saja memenangkan lomba, penampilan siswa-siswi ekstra hadrah, pildacil dan Qur’an dan banyak lagi yang lainnya.


Ajang kreatifitas siswa yang bertema “Generasi Bangsa Peduli Sesama Dan Lingkungan” ini  ditutup dengan mengenalkan pentingnya menjaga kelestarian dan keharmonisan lingkungan dengan cara menanam pohon mangrove di wilayah hutan mangrove Wonorejo, Surabaya Timur.  

Kontur tanah Surabaya yang mayoritas terdiri dari tanah berawa di tepi pantai memang cocok ditanami pohon jenis ini.  Keberadaan pohon mangrove selain mencegah abrasi tanah pesisir oleh gelombang juga menjadi rumah bagi berbagai macam fauna pesisir seperti beraneka ragam burung,  berbagai jenis kepiting dan ketam, bermacam-macam serangga serta ikan khas pesisir Surabaya, yaitu ikan glodog.


Hutan Mangrove Wonorejo dan sekitarnya kini menjadi kawasan konservasi  dimana berbagai  macam fauna pesisir dilepas liarkan.  Alhamdulillah sejauh ini peran serta masyarakat Surabaya termasuk institusi pendidikan, korporasi maupun LSM dalam menjaga keberlangsungan Hutan Mangrove sangat menggembirakan. Ini bisa dilihat dengan semakin meluasnya lokasi penanaman mangrove,  perkembangan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah itu serta geliat perekonomian karena daerah itu kini menjadi idola wisata baru.


SD Luqman Al Hakim yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Hidayatullah yang terkenal dengan komitmennya menjaga kelestarian lingkungan tentu saja tidak mau ketinggalan berpartisipasi.  Tapi alih-alih menanam pohon mangrove di dalam lingkungan hutan mangrove yang sudah tertata, tim SD Luqman Al Hakim memilih melakukan penanaman di tempat yang lebih membutuhkan, dengan bergeser sedikit ke arah selatan, di wilayah Rumah Mangrove Surabaya.


Dan tak disangka, anak-anak kota yang identik dengan perilaku manja, tak tahan kena panas matahari dan takut bersentuhan dengan tanah itu ternyata sangat menikmati menanam pohon.  Mereka tidak canggung berkotor-kotor ria memasukkan pohon ke lubang galian, menimbunnya dengan tanah menggunakan tangan secara langsung  dan berpindah ke lubang galian berikutnya.  Tak heran jika acara berlangsung jauh lebih cepat dari waktu yang diperkirakan, karena anak-anak sangat bersemangat untuk berpartisipasi.


Bisa jadi bermain di sekitar tambak adalah hal yang baru bagi mereka. Dan seperti halnya anak-anak seusianya, tempat baru tak akan luput dari eksplorasi. Mereka penuh semangat mengamati aneka ragam hewan yang tinggal di sekitar tambak, ikut mencoba mencari cacing untuk memancing, serta mencoba mencicipi buah bidara yang belum pernah mereka makan sebelumnya. 



Antusiasme dan semangat mereka didukung oleh para Ustad dan Ustadzah pendamping dengan memberi mereka kebebasan bereksplorasi secara aman.  Anak-anak diperbolehkan ikut memancing di pinggir tambak,  dibantu memetik buah bidara dan diajari memilih buah yang sudah matang serta diberi penjelasan tentang berbagai macam tumbuhan dan hewan yang mendiami daerah tersebut.  Ini adalah cara belajar yang jauh lebih efektif dibanding menghafalkan buku, karena cara praktek seperti ini lebih menancap dalam ingatan.


Semoga di masa yang akan datang anak-anak ini bisa ikut aktif melakukan penghijauan dimanapun mereka berada, sebagai bagian dari kewajiban ummat Islam untuk memakmurkan bumi.  Menanam pohon adalah pekerjaan yang terkesan sepele. Tapi dengan menanam pohon, kita tak hanya mendapatkan manfaat nya secara pribadi. Menanam pohon juga memberi manfaan bagi kesejahteraan binatang yang  tinggal di sekitarnya, yang pada akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi umat manusia secara keseluruhan.


Seperti yang diungkapkan Rasulullah SAW dalam salah satu hadistnya:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ
“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya” . [HR. Muslim]


Kapan lagi saat yang tepat mengajarkan mereka beribadah dengan cara gemar menanam pohon, kalau tidak kita lakukan sedini mungkin?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About