Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 06 Oktober 2015

Cukupkah hanya membangun pilar.....?

Apa kabar teman-teman,... semoga Allah memberkati kita semua. Amiin.
Seorang muslim tentu sudah sangat familier dengan satu hadits ini:
Dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab –radhiyallahu ‘anhuma-, katanya, “Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan’”.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW mengumpamakan rukun-rukun Islam dengan pondasi bangunan yang menjadi penopang bangunan di atasnya. Muhammad bin Nashr Al-Marwazi dalam Kitab Ash-Shalah meriwayatkan hadits di atas dengan redaksi berikut, “Islam dibangun berdasarkan lima penopang…”, sebagaimana diketahui bersama, bahwa sebuah bangunan yang kokoh bermula dari pondasi kokoh yang menopang bangunan di atasnya. Semakin kokoh pondasi tersebut, bangunan pun akan semakin kokoh dan kuat pula. Sebaliknya, manakala pondasinya tidak sempurna, maka yang akan terjadi justru robohnya bangunan itu, cepat atau lambat.

Tentu sebagai muslim kita ingin mendirikan pondasi keislaman yang kokoh, sehingga kita berusaha untuk mengamalkan rukun Islam yang lima tersebut dengan sebaik-baiknya. Tapi cukupkah....? Mari kita coba merenungkan hadits di atas dengan perspektif yang lain.

Kalau kita ingin membuat suatu bangunan, misalkan saja rumah, tidak dapat dipungkiri bahwa pondasi/pilar  yang kokoh adalah penentu kuat tidaknya rumah yang kita bangun. Ketahanan bangunan, bahkan kenyamanan dan keamanan kita sebagai penghuninya sangat ditentukan oleh kekokohan pondasinya. Tapi dalam membangun rumah, tentunya kita tidak berhenti hanya sampai membangun pondasi bukan? Kita harus melanjutkan pembangunan dengan membangun dinding, memberi jendela dan pintu, memasang atap, dan seterusnya sampai mengisi rumah kita dengan furniture barulah rumah tersebut nyaman dan layak untuk ditempati. Rumah yang belum jadi, hanya berupa pondasi dan pilar menjulang seberapapun kokohnya tentu belum memadai untuk dijadikan hunian.

Sayang sekali apabila kaum muslimin merasa sudah sempurna keislamannya manakala dia sudah bersyahadat, mengerjakan sholat fardlu, berzakat, berpuasa dan berhaji. Adapula yang memperkokoh pilar keislamannya dengan mengerjakan amalan-amalan sunnahnya. Sholat-sholat sunnah selain sholat wajib, puasa sunnah, haji dan umrah berkali-kali. Tentu saja semua amalan tersebut sangat baik untuk dikerjakan, hanya saja, seringkali kita dapati kaum muslimin yang cukup puas dengan hanya membangun pondasi tapi lupa untuk membangun dinding, memasang atap dsb. Mereka lupa dengan hak-hak tetangganya, abai dengan lingkungan sekitarnya dan tidak membawa manfaat bagi sekelilingnya.

Lebih celaka lagi kalau sekedar pilarpun ternyata yang kita bangun adalah pilar yang keropos. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About