Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 26 Oktober 2016

Menolak Dijajah Tren

Tahukah anda sejauh mana fashion mendikte umat manusia? Dan tahukah anda sejauh mana pula orang-orang mengikuti mereka hingga titik komanya?  Pada awalnya, celana pendek sepaha, rok mini, tank top dan bikini hanya dipakai oleh perempuan yang bekerja di bidang prostitusi. Bahkan ketika bikini two pieces diluncurkan pertama kali, tak ada  yang mau memperagakan sehingga produsen harus mengambil model yang berasal dari PSK. Gencarnya publikasi dan pemberitaanlah yang membuat model-model pakaian seperti itu akhirnya diterima sebagai kelaziman. Dari yang semula dipakai para PSK kemudian dipakai oleh model dan artis, lalu merambat kepada orang kebanyakan yang pada akhirnya menjadi norma umum dimana saja.

Lalu muncul kesadaran umat Islam tentang aurat dan pentingnya menutup kepala. Sejauh yang saya ingat, wanita-wanita yang memakai kerudung sepanjang hari (dan itupun longgar) adalah para wanita yang tinggal di sekitar pesantren dan mereka-mereka yang mau pergi ke masjid/mushola buat mengaji. Di luar itu bisa dipastikan sebagian besar muslimah tidak mengenal penutup kepala. 

Lalu muncul kesadaran berhijab di kalangan mahasiswa, yang begitu menjamurnya hingga dalam 1 jurusan hanya satu atau dua muslimah saja yang tidak berkerudung (kasus di tempat kuliah saya). Pada waktu itu model pakaian masih sangat sopan. Banyak sekali orang berjualan kaos longgar berlengan panjang. Begitu juga dengan celana. Belum ada istilah skinny jieans ataupun tight shirt.

Pemakaian jilbab yang membudaya rupanya harus dicari celahnya. Bagaimana caranya tertutup seluruh badan tapi masih tampak seksi? Sedikit demi sedikit siperkenalkan legging yang orang-orang jaman dahulu malu memakainya. Dan atas nama tren, lagi-l;agi itu dianggap kewajaran, sihingga celana longgar yang tidak melilit betis dn paha praktis musnah dari peredaran.



Kemunculan baju muslim buat anak-anak dan dewasa mrmasng menggembirakan. Seiring dengan kesadaran berpakaian syar'i, menjamur pula produsen busana muslim untuk semua lini. Dan tiba-tiba jalananhampir seluruh tempat di Indonesia dipenuhi wanita-wanita kelas menengah atas yang anggun berhijab, bak sekumpulan bidadari diturunkan dari surga. Termasuk para perik kecil imut dan cantik yang bermain dengan gaun mewah mereka.

Masalahnya kita tidak selalu harus berpesta sepanjang waktu. Ada kalanya kita sekedar ingin beli gula ke gang sebelah, atau beli buah diujung jalan atau bahkan sekedar joging di taman. Dan pada saat seperti itu, dress indah dan elegan tidaklah diperlukan. Terutama untuk anak-anak.

Anak-anak ingin bebas berlarian, naik sepeda bersama teman-teman keliling taman ataupun bermain bola. Bahkan ada kalanya mereka ingin memanjat pohon keres dan memetik buahnya. Mereka butuh celana panjang yang menutup aurat tapi masih bisa bebas bergerak sesuka mereka.





Kenapa tidak ambil yang ditoko saja? Toh jaman sekarang memang trennya legging gitu, semua anak-anak memakainya. Kalian orang Islam terlalu terpaku pada nilai-nilai jaman batu!!!! Bagaimana kalian mau maju? Pernahkah anda mendapatkan komplain seperti itu?

Saya sih sering :D . Kenapa kita harus menuruti kata-kata sebuah buku, yang "pengarangnya" saja sudah meninggal 1400 tahun yang lalu? Orang lain sudah beramai-ramai keluar angkasa tapi kalian masih sibuk di padang pasir mengendarai unta!!!

Kembali lagi, kita Umat Islam yang berpegang pada nilai-nilai lama tidak seharusnya menuruti begitu saja apa kata mode ataupun yang mereka sebut perkembangan jaman. Jadi seperti halnya para produsen baju muslim yang menolak mengakui kecantikan wanita tergantung dari seberapa minim baju yang dipakai, kita juga bisa memiliki definisi sendiri tentang kesopanan dan kepantasan, dan mewujudkannya sendiri.

Maka ketika bertahun-tahun tak berhasil mendapatkan celana panjang yang longgar kecuali memakai celana laki-laki (dan jelas-jelas nggak nyaman dipakai) akhirnya saya harus berburu kain sendiri, dan menjahitkannya sendiri. Sekarang anak-anak bisa bermain seharian, dan betah memakai celana panjang dari pagi hingga malam meski harus bermain outdoor terus-terusan.

Tinggal memilih bahan yang lentur, ringan dan nyaman, toh kain seperti softjeans dengan berbagai variasi kualitas bisa juga jadi pilihan. Begitu juga dengan kain kaos dan jersey. Dengan demikian mengenalkan anak-anak tentang berpakaian sopan bisa sangat mudah dan menyenangkan tanpa harus marah-marah dan memaksa.

Bunda mau gabung?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About