Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 08 Mei 2017

Mematuhi PETUAH Para Master Olimpiade di Rumah Bo2 Surabaya

Bagaimana anak-anak pintar matematika berperilaku ketika pelajaran berlangsung? Bisa dibayangkan kan betapa antusias mereka? Dan bagaimana jika anak-anak pintar matematika se Jawa Timur dikumpulkan dalam satu kelas? Bisakah anda membayangkan betapa "hidup" kelas mereka? Apakah mereka akan serius dan fokus sepanjang pelajaran? Ataukah mereka akan kritis, aktif dan ngeyelan terhadap gurunya? Adakah yang mengantuk atau melamun selama pelajaran berlangsung? Kalau anda penasaran, mungkin bisa dilihat pada Pelatihan Sabtu Ahad (Petuah) yang dilaksanakan hari Sabtu - Munggu tanggal 6 - 7 Mei kemarin.

Acara PETUAH sendiri diselenggarakan dalam rangka pembukaan markas baru Rumah Bo2 Surabaya yang kini beralamat di Pucang Jajar no 5 dengan area yang jauh lebih luas, bebas banjir  dan serangga serta mampu menampung lebih banyak anak berbakat matematika yang ingin memperdalam ilmunya. 

Siapa saja yang menjadi pesertanya? Acara PETUAH kali ini bisa dibilang benar-benar bertabur bintang. siapa saja? Diantaranya adalah 4 dari 5 wakil propinsi Jatim untuk OSN tingkat nasional di Pekanbaru, Riau, juli mendatang. Mereka adalah Aldyto, Timothy, Dandi dan Aura. Seluruh 5 besar OSN tingkat kota Surabaya juga ikut semua. Para pemegang medali emas, perak dan perunggu, termasuk beberapa diantaranya peraih gelar best of the best dalam KMNR 12 kemarin, para peraih medali di kompetisi internasional seperti SASMO, ISMC, WMI  dan tak lupa para langganan juara berbagai olimpiade dan kompetisi baik tingkat Jawa Timur maupun Internasional. 

Kembali ke pertanyaan awal, apa yang terjadi ketika anak-anak sangat cerdas ini belajar bersama-sama? Jawabannya mudah ditebak. Kelas akan sangat hidup, siswa-siswanya aktif dan antusias semua, sekaligus sangat kritis dan ngeyelan. Dan yang lebih penting lagi, mereka sangat fokus. Ketika mengerjakan soal, suasana akan sangat hening. Mereka tak akan menghiraukan waktu cofee break sudah tiba dan tak terganggu dengan hiruk pikuk di luar kelas.

Tapi ketika pelajaran dimulai mereka tak akan ragu bertanya, berdiskusi dan berdebat baik dengan sesama siswa maupun dengan guru-gurunya.  Semua antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan. Sungguh beruntung guru-guru yang bisa mengajar kelas seaktif ini.

Kegiatan di luar pelajaran pun sangat menarik untuk diamati. Melihat anak-anak ini berbaur dengan sangat baik terlepas dari perbedaan agama, etnis maupun ras benar-benar membuka mata dewasa kita. Anak-anak ini memiliki keramahan dan rasa persahabatan yang genuine, tidak dibuat-buat atau dipalsukan, apalagi pencitraan.  Mereka sama sekali tidak terganggu dengan perbedaan fisik mereka. 

Dari pelatihan panjang hari Sabtu - Ahad ini rupanya anak-anak tak hanya belajar tentang ilmu matematika. Mereka juga belajar tentang kemandirian ketika harus berpisah dari orang tua. Terutama bagi anak-anak yang berasal dari Luar kota seperti Blitar, Lumajang, Bojonegoro dan sebagainya. Beberapa anak pemberani ini datang hanya bersama guru mereka, dan ternyata bisa beradaptasi dengan sangat baik.


Mereka juga belajar bahwa ternyata ada teman-teman yang berbeda, tapi sama baiknya, sama menyenangkan dan sama-sama nyambung untuk berdiskusi tentang apa saja. Beberapa juga belajar tentang kemandirian dalam hal-hal kecil, membuat teh sendiri misalnya. Atau belajar menyingkirkan rasa malu untuk diajari menyeduh kopi misalnya.

Ada anak-anak yang tampak sangat terbiasa mengurus orang lain. Dia membantu membagikan kue buat-teman-teman sekelasnya tanpa diminta. Ada yang merasa dirinya peserta merangkap panitia, sehingga berhak mengacak-acak "dapur" untuk mencari nescafe untuk dibagikan pada teman-temannya yang kehabisan teh. Ada kakak yang setia mengawasi adiknya yang baru kelas 3 dan belajar menyeduh teh celup menggunakan air panas sambil sesekali memberikan instruksi.


Ada juga anak yang pada awalnya merasa tidak terlalu nyaman dengan banyak orang sehingga terus-menerus menempel pada ibunya. Tapi begitu bersosialisasi dan mendapat teman baru dia langsung membaur dengan teman-temannya. Dan ketika waktu makan malam tiba, dia sudah lupa pada ibunya. 

Acara pada hari minggu diselingi dengan mengikuti Vidi Mathemtical Olympiad yang diikuti seluruh peserta. Dan diakhir sesi anak-anak mendapatkan post tes untuk melihat sejauh mana perkembangan mereka selama pelatihan. 

Semoga anak-anak cemerlang ini bisa pulang ke rumah sambil membawa kenangan indah tentang serunya belajar matematika. Semoga mereka juga belajar tentang asyiknya punya teman-teman baru dengan latar belakang yang berbeda-beda pula. Dunia boleh saja dikotak-kotakkan oleh manusia dewasa, tapi anak-anak berbakat matematika ini punya lingkaran dunia sendiri yang lebih indah, kompak, dan berwarna-warni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About