Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 09 Maret 2017

Berburu Batu Mulia Berserakan

Namanya cukup mengintimidasi:  Siswa Berbakat Matematika. Sesuai namanya, ini adalah salah satu wadah yang mengakomodir anak-anak yang memiliki bakat di bidang matematika. Di SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya, kelas berbakat matematika ini sudah mulai dibina sejak Bulan Agustus tahun lalu, dan hasilnya luar biasa mengejutkan sekaligus menggembirakan. Karena hingga awal Maret tahun ini, sudah banyak prestasi cemerlang yang berhasil ditorehkan oleh para membernya, mulai dari siswa kelas 2 hingga kelas 6.
Pembinaan anak berbakat matematika merupakan salah satu cara sekolah dalam mengakomodir minat dan bakat murid-muridnya. Diharapkan dengan terbentuknya kelompok-kelompok belajar seperti ini anak-anak bisa dimaksimalkan potensinya, karena belajar secara reguler tidaklah cukup bagi anak-anak cerdas ini. Mereka butuh tantangan lebih untuk menstimulasinya.

Anak-anak ibarat batu mulia yang masih berwujud batuan biasa yang berserakan dimana-mana. Mereka menunggu untuk dikenali, diidentifikasi dan kemudian dipoles dan dibentuk sesuai karakternya. Butuh tangan-tangan dingin yang telaten dan sabar memang, tapi anak-anak adalah sosok yang mudah diarahkan, asalkan penanganannyta tepat.

Apa saja yang sudah dilakukan oleh Kelas Anak Berbakat Matematika ini? Hal pertama yang dilakukan adalah pembinaan rutin tentu saja, sesuai kemampuan masing-masing. Salah satu metode pemantauan progres dari pembinaan tadi adalah dengan mengikutkan mereka dalam berbagai macam kompetisi baik tingkat lokal maupun nasional bahkan internasional.



Dan sejauh ini progres mereka sungguh membanggakan. Pada JMSO (Jember Mathematic And Science Olympiad) anak-anak berbakat ini sukses memboyong 2 medali perunggu, 2 perak dan 2 emas.  Ini adalah kompetisi pertama yang menyertakan seluruh level pembinaan, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Perolehan medali bertambah ketika mengikuti Olimpiade Matematika pada GMT Al Falah 2016, dimana SD Integral Luqman Al Hakim Surabaya berhasil mendominasi perolehan medali dengan membawa pulang 11 medali yang terdiri dari 1 emas, 5 perak dan 5 perunggu.

Dan pada  Olimpiade matematika Anak bangsa (IMBA) di Universitas Katolik Widya Mandala Madiun, siswa-siswa berbakat matematika dengan bangga memboyong piala bergilir ke Surabaya dengan memborong 1 emas, 2 perak dan 4 perunggu. Keseluruhan prestasi ini sangat mengejutkan, mengingat pembinaan baru berjalan dalam hitungan bulan. Dan Bulan Februari 2017 ditutup dengan perolehan 5 medali dari olimpiade matematika yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Malang.


Kemenangan harus diraih dengan kerja keras. Begitulah sunatullahnya. Tapi anak anak tetaplah anak-anak yang butuh bermain dan bergembira. Hal itupun berlaku buat anak-anak ini, meski mereka bergelar anak berbakat matematika, yang begitu mencintai bidangnya. Maka bermain dan bercanda selalu menjadi menu rutin yang dilalui anak-anak ini.
  
Adalah pemandangan normal melihat siswa-siswa ini bermain kartu, kasti, frisbi  maupun bola sambil menunggu pengumuman pemenang. Seragam biru bisa saja berubah warna karena berjampur debu, tanah dan keringat. Tak jarang pula mereka tampil menerima penghargaan dengan badan masih bercucuran keringat dan rambut dan seragam masih basah karena habis berlarian.


Tapi dari kompetisi dan permainan inilah yang pada akhirnya justru membangun persahabatan. Kompetisi tidak hanya memperebutkan medali dan piala, tapi juga berusaha membangun persahabatan dan persaudaraan dimana-mana.  Tidak hanya antar siswa dari satu sekolah saja, tapi juga anak-anak berbakat yang berasal dari sekolah-sekolah lainnya.

Dan bukankah sangat menyejukkan melihat anak-anak cemerlang ini bisa bergaul dengan akrab, dekat, dan tulus terlepas dari perbedaan ras, agama dan latar belakang budaya mereka?

Oh ya, last but defenitely not least, hal paling krusial adalah menemukan orang yang tepat untuk mengenali, mengidentifikasi serta memoles calon-calon batu mulia tadi. SD Luqman Al Hakim cukup beruntung karena menemukan Ustad Imam Syafii yang memang sangat berpengalaman menangani pembinaan siswa-siswa berbakat dengan berbagai seluk beluk karakter dan tantangannya.


Sosok Ustad Imam yang tegas tapi sabar  ternyata mampu merebut hati anak-anak, sehingga mereka bisa belajar matematika dengan antusiasme dan disiplin yang tinggi.

Mencetak generasi unggul memang tergantung banyak faktor. Anak-anak yang disiplin, penuh semangat dan motivasi, orang tua yang suportif dan mau meluangkan waktu dan dana untuk pengembangan anak-anaknya, serta guru yang profesional dan paham betul akan bidangnya akan memberi pengaruh besar dalam kesuksesan program pembinaan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About