Kalau kita
tinggal di kota besar, akan sangat mudah menemukan bermacam-macam lomba untuk
memenuhi hasrat berkompetisi. Hampir di setiap institusi punya kegiatan lomba
dan olimpiade. Dan semua siswa bisa memanfaatkan moment tersebut.
Tapi
bayangkan jika anda berada di ujung barat Jawa Timur, di kota kecil Pacitan
yang terisolir dan sangat sulit akses masuknya. Atau siswa dari ujung timur
pulau Jawa, Kota Banyuwangi. Atau bahkan siswa dari ujung pesisir utara Pulau
Madura. Tentu mengikuti olimpiade adalah hal yang sangat mewah bagi mereka.
Jadi
bayangkan betapa senangnya ketika mereka ditawari berpartisipasi dalam HIMSO
(Hidayatullah Mathematis And Science Olympiad) yang akan dilaksanakan di kota
mereka sendiri. Anak-anak cemerlah yang relatif jauh dari polusi pengaruh buruk
peradaban kota berupa game online, balapan liar maupun narkoba itu tentu saja
menyambut dengan gembira.
Tidaklah
mengherankan jika pendaftaran ditutup jauh lebih cepat dibanding deadlinenya.
Sejatinya mereka adalah batu-batu mulia bermutu tinggi yang menunggu dipoles.
Dan dengan penanganan yang tepat, kilau mereka tak akan kalah dengan pamor anak
kota yang penuh fasilitas.
Hal ini
sejalan dengan tujuan diadakannya HIMSO yang salah satunya adalah untuk
menemukan bibit-bibit unggul dalam
bidang matematika dan sains. Dengan
mengikuti olimpiade ini diharapkan semua bisa mengukur kemampuan mereka di
bidang masing-masing.
Mengingat
antusiasme anak-anak tadi, panitia
berusaha bersikap sefleksibel mungkin. Misalnya dengan memperbanyak rayon, sehingga tersebar merata di semua kota untuk
mempermudah akses. Maka siswa-siswa SD di kota-kota kecil seperti Pacitan,
Banyuwangi, Blitar, Trenggalek hingga Sumenep dan Pamekasan bisa mengikuti
lomba di kota mereka sendiri. Sehingga mereka bisa menghemat waktu, biaya dan
tenaga.
Hasilnya
sungguh luar biasa untuk ukuran lomba yang baru pertama kali diselenggarakan.
Sebanyak kurang lebih 5500 siswa SD di Seluruh Jawa Timur berpartisipasi dalam
acara ini. Di Surabaya semdiri kegiatan yang rencananya terpusat di SD Integral
Luqman Al Hakim sebagai rayon kota Surabaya harus terpecah di SD Muhamadiyah 15
Wiyung dan SD At Taqwa. Begitu pula dengan Kediri yang akhirnya harus terbagi 3
yaitu di Kediri kota, Pare dan Kediri Selatan.
Babak
semifinal dan final Insyaallah akan diselenggarakan tanggal 30 April nanti,
bertempat di Asrama Haji Sukolilo,
Surabaya. Dari sekitar 5500 peserta
babak penyisihan, saat ini sudah terjaring 762 semifinalis IPA dan Matematika
di masing-masing level kelas.
Selanjutnya
mereka akan memperebutkan posisi finalis. Dari 762 orang semifinalis ini
nantinya akan diambil 15 finalis di masing-masing kelas untuk memperebutkan
medali emas, perak dan perunggu. Disamping itu finalis juga memperebutkan
hadiah uang pembinaan, voucher mengikuti kompetisi di luar negeri, serta
berpartisipasi di olimpiade matematika dan IPA internasional untuk peserta
terbaik.
Rencananya
HIMSO ini akan dijadikan kegiatan tahunan rutin. Diharapkan kedepannya bisa
menjaring sebanyak mungkin anak-anak cerdas dan cemerlang di wilayah Jawa
Timur. Bukankah akan lebih baik jika energi, semangat dan antusiasme mereka
disalurkan melalui berbagai macam lomba, daripada terjebak perilaku tidak baik
yang menjerumuskan dan membahayakan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar